Tak cuma selaku tempat pelestarian keragaman hayati, kekayaan alam di Indonesia juga mempunyai kesempatanwisata yang dapat dikembangkan. Contohnya yakni pembentukkan tempat Taman Wisata Alam (TWA) yang menunjukkan banyak fungsi dan faedah, seperti wisata, pendidikan, observasi dan pelestarian budaya.
Seluruh aspek yang terdapat di dalam daerah TWA) layak dijaga dan dilestarikan biar tidak mengalami kerusakan bahkan kepunahan. Taman Wisata Alam (TWA) ialah salah satu dari beberapa upaya konservasi lain (Taman Nasional dan Taman Hutan Raya) yang mendukung tujuan pelestarian tersebut.
Pengertian Taman Wisata Alam
TWA atau Taman Wisata Alam yakni wilayah konservasi yang dibuat dan bertujuan digunakan selaku lokasi pariwisata, pendidikan, penelitian dan pelestarian kebudayaan. Lokasi TWA biasanya terletak di dalam kawasan konservasi sehingga pengelolaan kawasan ini dilakukan seiring dengan prinsip konservasi dan pertolongan alam.
Menurut Undang-Undang No.5 Tahun 1990 ihwal Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, pengertian Taman Wisata Alam adalah daerah pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan wisata alam.

Pengertian lain mengenai TWA yakni suatu daerah pelestarian alam yang dipakai selaku obyek pariwisata dan wisata alam dengan memanfaatkan berbagai kesempatansumber daya alam dan ekosistem sebuah tempat yang terbentuk secara alami maupun perpaduan buatan manusia.
TWA memiliki ekosistem yang berisikan banyak sekali jenis keragaman makhluk yang mesti dijaga, meliputi komponen flora dan fauna. Pengembangan TWA selaku daerah rekreasi harus selaras dengan prinsip konservasid an pinjaman alam agar seluruh spesies penghuni habitat ini tetap lestari.
Selain Taman Wisata Alam di darat berupa ekosistem hutan, danau, padang rumput dan sebagainya, terdapat pula Taman Wisata Alam laut yang terdiri dari daerah pesisir dan perairan.
TWA Laut adalah tempat pelestarian alam maritim yang memiliki ekosistem asli dan diatur dengan metode zonasi, serta berfaedah bagi kemajuan ilmu wawasan, penelitian, pendidikan, kebudayaan, serta rekreasi atau rekreasi. Kawasan ini umumnya berisikan terumbu karang, ikan serta hewan bahari yang lain.
Kriteria Kawasan
Suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan selaku Taman Wisata Alam, setidaknya harus memiliki tolok ukur berikut ini:
- memiliki pesona sumber daya alam, baik flora, satwa, ekosistem, fenomena alam, serta deretan geologi yang khas dan unik
- luas daerah yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi sumber daya alam serta mampu dimanfaatkan untuk pariwisata dan wisata alam
- kondisi lingkungan sekitar mesti mendukung upaya pengembangan wisata alam
Fungsi dan Manfaat
Wilayah konservasi TWA secara garis mempunyai fungsi dan manfaat sebagai daerah pelestarian dan ekowisata. Lokasi yang memiliki ekosistem alami ini dapat mendukung sektor pariwisata, melindungi tata cara kehidupan tempat sektiarnya, serta sebagai fasilitas pendidikan dan pengembangan ilmu wawasan.

Meskipun daerah TWA juga berupa tempat hutan, namun memiliki faedah dan tujuan yang berlawanan dari hutan pada umumnya. Berikut ini ialah faedah Taman Wisata Alam yang wajib diatur secara lestari, antara lain:
1. Rekreasi dan Wisata
Taman Wisata Alam ialah tempat yang sempurna untuk berekreasi dan berwisata alam. Sebut saja daerah obyek TWA Grojogan Sewu, TWA Angke Kapuk, TWA Telaga Bodas dan TWA Kawah Kamojang yang senantiasa ramai dikunjungi oleh turis di simpulan pekan.
Berlibur ke kawasan rekreasi alam sekaligus akan mengajarkan diri kita dan belum dewasa untuk terus melestarikan alam dan menjaga lingkungan.
2. Pendidikan
Berkunjung ke lokasi TWA dapat menjadi fasilitas edukasi bagi semua usia. Kita dapat mencar ilmu tentang berbagai jenis pohon, tumbuhan, serta keanekaragaman binatang. Kawasan TWA biasanya juga menawarkan arena outbond yang mampu dimanfaatkan untuk mengasah softskill, kerjasama, kepemimpinan serta kemandirian.
TWA merupakan daerah tujuan bagi organisasi atau komunitas untuk menyelenggarakan silaturahmi dalam bentuk acara gathering untuk mempererat korelasi kebersamaan.
3. Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Taman Wisata Alam yakni laboratorium alami dan menjadi koleksi biologis dalam bidang kehutanan. Berbagai hal mampu diteliti di kawasan ini, mulai dari flora, fauna, ekosistem, serta hubungan rantai kuliner di dalam hutan. Penelitian yang dilakukan tersebut nantinya akan mendukung kemajuan ilmu pengetahuan.
4. Pelestarian Budaya
Di kawasan konsercasi Taman Wisata Alam lazimnya juga menjadi lokasi hidupnya masyarakat akhlak lokal. Kekayaan etika dan kebudayaan penduduk sekitar TWA juga dapat menjadi pesona bagi para hadirin.
Masyarakat tradisional disekitar hutan lazimnya masih menganut kebudayaan leluhur mereka, mirip upacara budbahasa yang memegang prinsip selaras dengan alam dan lingkungan.
Pengelolaan TWA
Pengelolaan kawasan TWA lazimnya diserahkan terhadap pemerintah tempat lokal dalam melindungi keragaman flora dan fauna beserta ekosistemnya. Pengelolaan tersebut dilaksanakan dengan manajemen yang terjadwal dan disusun berdasarkan aspek ekologis, teknis, hemat dan pendekatan sosial budaya.
Taman Wisata Alam mesti menerima jaminan sumbangan, pengawetan, dan pemanfaatan kawasan. Hal tersebut dikerjakan dengan melakukan penjagaan kawasan, inventarisasi potensi kawasan, observasi serta pengembangan potensi, dan pelatihan habitat dan popualsi satwa.
Daftar Taman Wisata Alam
Setidaknya terdapat 115 TWA yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Berikut ini yakni daftar lengkap Taman Wisata Alam di Indonesia, antara lain:

Nangoe Aceh Darussalam | Nusa Tenggara Timur |
1. Kepulauan Banyak | 1. Tuti Adigae |
2. Pulau Weh | 2. Pulau Batang |
Sumatera Utara | 3. Pulau Manipo |
1. Holiday Resort | 4. Kemang Beleng |
2. Sicikeh-cikeh | 5. Ruteng (Pucuk Ranaka) |
3. Sijaba Hutaginjang | 6. Bipolo |
4. Deleng Lancuk | 7. Pulau Besar |
5. Lau debuk-debuk | 8. Pulau Rusa |
6. Sibolangit | 9. Iegon Ilemedo |
Sumatera Barat | 10. Pulau Lapang |
1. Lembah Harau | 11. Baumata |
2. Mega Mendung | 12. Camplong (RTK.12) |
3. Rimbo Panti | 13. Teluk Kupang |
Provinsi Riau | 14. Teluk Maumere |
1. Sungai Dumai | 15. Pulau Riung |
Kepualauan Riau | Kalimantan Barat |
1. Muka kuning | 1. Baning |
Jambi | 2. Bukit Kelam |
1. Bukit Sari | 3. Asuansang |
Bengkulu | 4. Gunung Dungan |
1. Bukit Kaba | 5. Sungai Liku |
2. Lubuk Tapi-Kayu Ajaran | 6. Tanjung Belimbing |
3. Pantai Panjang & P. Baai | 7. Gunung Melintang |
4. Air Hitam | Kalimantan Tengah |
5. Way Hawang | 1. Bukit Tangkiling |
Sumatera Selatan | 2. Tanjung Keluang |
1. Punti Kayu | Kalimantan Selatan |
2. Bukit Selero | 1. Pleihari Tanah Laut |
DKI Jakarta | 2. Pulau Kembang |
1. Angke Kapuk | 3. Pulau Bakut |
Banten | Kalimantan Timur |
1. Pulau Sangiang (darat) | 1. Pulau Sangalaki |
2. Pulau Sangiang (bahari) | Sulawesi Utara |
Jawa Barat | 1. Batu Angus |
1. Telaga Warna | 2. Batu Putih |
2. Gunung Pancar | Sulawesi Tengah |
3. Jember | 1. Air Terjuan Wera |
4. Sukawayana | 2. Bancea |
5. Cimanggu | Sulawesi Tenggara |
6. Tangkuban Perahu | 1. Tirta Rimba Air |
7. Telaga Patengang | 2. Jatuh |
8. Gunung Tampomas | 3. Mangolo |
9. Telaga Bodas | 4. Teluk Lasolo |
10. GunungPapandayan | 5. Pulau Padamarang |
11. Kawah Kamojang | Sulawesi Selatan |
12. Gunung Guntur | 1. Danau Matano |
13. Pantai Pangandaran | 2. Sidrap |
14. Linggarjati | 3. Nanggala III |
Jawa Tengah | 4. Danau Matalano- |
1. Grojogan Sewu | 5. Mahalano |
2. Gunung Selok | 6. Danau Towuti |
3. Sumber Semen | 7. Cani Sirenreng |
4. Telogo Warno/Pengilon | 8. Lejja |
DI Yogyakarta | 9. Malino |
1. Gunung gamping | Maluku |
Jawa Timur | 1. Gunung Api Banda |
1. Gunung Baung | 2. Pulau Kassa |
2. Kawah Ijen Merapi Ungup-ungup | 3. Pulau Pombo |
3. Tretes | 4. Pulau Marsegu |
Bali | Papua |
1. Panelokan | 1. Telok Yotefa |
2. Danau Buyan/Danau | 2. Nabire |
3. Tamblingan | Papua Barat |
4. Sangeh | 1. Bariat |
Nusa Tenggara Barat | 2. Klamono |
1. Suranadi | 3. Gunung Meja |
2. Pelangan | 4. Pasir Putih |
3. Kerandangan | 5. Sorong |
4. Bangko-bangko | |
5. Tanjung Tampa | |
6. Semongkat | |
7. Gunung Tunak | |
8. Danau Rawa Taliwang | |
9. Madapangga | |
10. Pulau Moyo | |
11. Pulau Satonda |
Dari 115 Taman Wisata Alam tersebut, beberapa destinasi paling terkenal dan ramai dikunjungi adalah sebagai berikut:
1. Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh
TN Gunung Leuser ialah konservasi seluas 1.094.692 hektar, dimana kawasannya meliputi beberapa kabupaten di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Wilayahnya berbentukekosistem hutan hujan tropis, pegunungan serta ekosistem pantai.
Taman Nasional Gunung Leuser berisikan beberapa daerah hutan, yaitu Suaka Margasatwa Kluet, Kangka Barat, Langka Tengah Sekundur, Kappi, Taman Wisata Gurah dan daerah hutan lindung.
2. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur
TN Baluran ialah daerah gunung di sekitar kawasan Banyuwangi, Wongsorejo, Situbondo dan Banyuputih. Taman Nasional ini sering dijuluki selaku Afrika-nya Indonesia, sebab areanya meliputi vegetasi sabana seluas 40%.
Hutan sabana Baluran yakni habitat bagi aneka jenis satwa liar, mirip banteng dan kijang. Sedangkan ekosistem lain yang ada di kawasan ini yaitu hutan mangrove, hutan rawa dan hutan isu terkini.
3. Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara
Lokas Taman Laut Bunaken berada di segitiga terumbu karang sehingga menjadi habitat banyak sekali spesies ikan, moluska dan mamalia laut. Setidaknya ada 390 spesies terumbu karang yang mewakili ekosistem air maritim di Indonesia.
Selain aneka terumbu karang, hidup pula alga dan rumput laut, serta vegetasi hutan mangrove yang dihuni oleh spesies burung laut, kepiting, moluska dan lobster. Taman Laut sudah didirikan sejak tahun 1991 dan menjad Situs Warisan Dunia pada tahun 2005 oleh UNESCO.
4. Danau Toba, Sumatera Utara
Danau Toba yakni danau paling besar di Indonesia, sekaligus Asia Tenggara. Danau ini terbentuk secara alami oleh letusan supervolcano puluhan ribu tahun yang kemudian. Lebar Danau Toba sekitar 30 km dengan panjang 100 km. Di tengah danau terdapat pulau bernama Samosir. Wisatawan yang berkunjung kesini umumnya akan mengelilingi pulau dengan memakai bahtera mesin.
5. Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur
Pulau ini dinamakan demikian alasannya adalah menjadi habitat orisinil reptil purba komodo. Posisinya berada di timur Pulau Sumbawa. Menurut data tahun 2009, populasi komodo yang hidup ditempat ini ialah 1.300 ekor.
UNESCO telah menetapkan Pulau Komodos sebagai Situs Warisan Dunia bareng pulau lain disekitarnya, yaitu Gili Motang, Pulau Padar dan Pulau Rinca selaku bab dari Taman Nasional Komodo.
6. Gunung Bromo, Jawa Timur
Gunung Bromo berada di wilayah administratif Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan dan Probolinggo. Gunung ini menjadi bab dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Gunung ini ialah gunung aktif dengan kawah berdiameter 600 hingga 800 meter. Tempat wisata alam ini menunjukkan keelokan panorama padang pasir serta padang rumput yang memukau.
7. Green Canyon, Jawa Barat
Nama aslinya yakni Cukang Taneuh. Ngarai ini dijuluki sebagai Green Canyon dari Indonesia, letaknya berada di Kabupaten Ciamis. Ngarai ini terbentuk karena pengikisan tanah akhir ajaran sunga Cijulang. Erosis ini juga menciptakan gua dengan stalakmit dan stalaktit yang indah. Di verbal gua terdapat penderasan Palatar yang juga menjadi obyek wisata alam mempesona.
Peraturan Terkait TWA
Wilayah yang akan dijadikan tempat Taman Wisata Alam mesti melalui tahap perijinan mirip pendirian daerah konservasi lainnya, yaitu Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya dan Taman Nasional. Pendirian TWA mampu dipelajari pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Selain itu, hukum tentang TWA terdapat pula pada Peraturan Pemerintah No. 36/2010 dan Peraturan Menteri Kehutanan No. 48/Menhut-II/2018 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.
Masalah dan Tantangan Tata Kelola
Sebagian besar daerah TWA merupakan hutan, sehingga tantangan yang dihadapi tidak berlainan jauh dengan persoalan-dilema di hutan yang lain. Pembalakan liar adalah momok paling merusak kelestarian TWA.
Pengelolaan TWA yang berganti-ganti dari satu pihak ke pihak juga turut memperparah keadaan alasannya adalah mengembangkan risiko penyalahgunaan wewenang seperti eksploitasi tempat yang berlebihan.
Sinergi dan peran penduduk sekitar TWA juga turut berperan dalam tercapainya tujuan TWA, alasannya jika langkah-langkah penduduk bertolak belakang dengan kebijakan yang sebaiknya maka akan menimbulkan rusaknya daerah, contohnya ialah perusakan dan alih fungsi lahan.
Pelestarian Taman Wisata Alam harus terus dikerjakan sebagai salah satu cara untuk tetap menjaga keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat tinggi. Selain itu, adanya TWA juga menjadi sarana biasa dan tempat hiburan penduduk untuk lebih mengenal alam.